Kengerian Hati

Author: Kang Awan /

aku menari sedih...
ditengah riangnya gelombang massa...
dalam tawa dusta beribu perih...
adakah kau tau?....

aku menanti sepi....
ditengah riuhnya gelaran cinta...
hanyut dalam rasa yang kian tak bertepi...
adakah engkau sadar?....

aku hanya bisa berlari tanpa henti...
menanti pagi yang tak pernah kunjung menyapa
membiarkan hati terombang-ambing oleh pilu...
mengapa kau tak juga mengerti?...

Kerinduan

Author: Kang Awan /

secerah matahari pagi ini
seharum wangi bunga yang merekah
aku menanti kedatanganmu
menanti kisahmu, ceritamu

sebagai kekasih hatimu
aku relakan waktu berjalan lambat
detik demi detik ku tak lelah di sini
berteman dengan air mata kebahagiaan ku terdiam menunggumu
cepatlah kembali dan genggam tanganku, peluk hangat diriku


duhai kasih pujaan kini aku menyusuri lautan tak bertepi
sedikit lelah dan peluh membasahi tubuhku
duhai gadisku
kutahu engkau merindukan diriku
ingin sekali aku ada untukmu selamanya
tapi apakah mampu dirimu menanggung beban yang kutanggung
apakah dirimu ingin berbagi suka dan duka denganku
gadisku ketika aku tak mampu lagi bersamamu
kuingin kau tahu hadirkan aku meski lewat mimpimu

Mawarku

Author: Kang Awan /

Pada sekuntum mawar yang mekar
dan air sungai yang mengalir
disitu ku ukir wajah mu
dan tertulis....kisah cinta kita berdua.

Semoga,
sayap patahku
cukup menghangatkan pangeran hati
Yang melambungkan bahagiaku,
meneduhkan di saat diri telah merapuh
Kini kumengerti arti penantian...
Penantian akan mimpiku dan harapan...

Sayangku....
Apa yang harus ku katakkan lagi pada mu..?
Ketika engkau tiada disisi ku,
Seribu kerinduan telah membakar diri ku
Seribu penyesalan telah melanda diri ku
Seribu kenangan menyerang diri ku..
Akankah ku mampu menahan gejolak ini tanpamu....

Special Buat Ibuku

Author: Kang Awan /

Pagi nan indah kala itu langit bersinar cerah
Engkau laksana mentari yang slalu memberi cahaya
9 bulan lamanya kau merawat dan menjaga hingga datangnya waktu tiba engkau siap mempertaruhkan nyawa
Siang malam kau terus siaga tak menghiraukan walau jasad sudah tak kuasa
Hari demi hari engkau didik aku hingga dewasa
Kesabaranmu tak ada duanya
Hingga ku seperti ini

Ibu, maafkanlah anakmu yang slalu tak menuruti perintahmu
Membantahmu dan kadang sampai melukai hati sucimu
Tapi do’amu slalu tercurahkan hingga air mata tak kuasa kau bendung dengan suara rintihan tersedu-sedu
Agar anaknmu kelak menjadi anak yang sholeh sesuai harapanmu
Walaupun gunung emas yang kuberi rasanya tak sebanding dengan ketulusan yang engkau berikan kepadaku

Terimakasih untuk kekuatanmu melahirkanku
Terimakasih untuk setiap peluhmu merawatku
Terimakasih untuk sayangmu membesarkanku
Semoga Allah anugerahkan surga kepadamu

Tebasan Tanpa Hati

Author: Kang Awan /

disini teLah tercipta nuansa
atas segaLa beda yang harus berakhir
dengan caci, anak anjing, anak babi
diikuti tinju pembunuh nurani.
percayaLah mereka akan kembaLi bapak anjing, ibu babi menyertai tebasan
tanpa hati.

bersetubuh atas hasrat hewani
mencoba beragam posisi membunuhi waktu
demi ekspLorasi keLamin, hiLang akaL
dan nurani gambaran kera tanpa isi
ketika bayi hadir muncuLkan kebingungan
cara mendidik.

dibesarkan oLeh dua ekor ibLis
mengenaL berbagai cara memaki
satu kesaLahan keciL tercipta ditebus
hantaman bertubi, di sudut geLap dia
menangis peLajari cara muLtiLasi.

awaLnya ia tertawa bersama sebaya
kemudian ia muLai menirukan caci
muncuLnya pendapat berbeda Lahirkan
emosi daLam tangan, menyaksikan darah
dan jerit pertama Lewat derita sesama.

dewasanya nanti adaLah hama terdidik
berdiri sebagai penerus para ibLis
menggeser sesaL dan paksakan rasa bangga
mengubur mati segaLa iLmu dan budi.

hingga nanti kita berhadapan
dengan paham yang berbeda
mengadu kemampuan terpiLih
merintis jaLan perang terakhir
dan hidup bukan Lagi menjaLani waktu
kau teLah menggantinya dengan karya
darah, dan itu akan kuhadapi dengan
senang hati.

Dalam Keheningan

Author: Kang Awan /

Dalam keheningan........
Aku termenung dalam kesendirian
Meratapi diri yang terpuruk
Dalam rimba yang penuh luka

Dalam keheningan.........
Jiwaku terasa hampa dan sesak
Oleh penatnya lika-liku hidup
Yang membawaku dalam keterpurukan

Dalam Keheningan........
Hatiku perlahan mulai gundah
Terseret ke dalam lembah frustasi
Yang membuat akal sehatku mati

Dalam keheningan.........
Air mataku pun mulai mengering
Lantang suaraku pun perlahan memudar
Terkubur dalam himpitan beban hidup

Dalam keheningan..........
Aku terjebak di alam bawah sadar
Di giring ke dalam dua pilihan
Antara hidup dan mati

Dalam keheningan........
Akankah datang Sang Malaikat penolong
Yang akan memberikan sebuah jawaban
Untuk dapat menerangi hidupku kembali

Lelah

Author: Kang Awan /

Kukerahkan sudah seluruh daya
Hingga nafas tersengal merintih
Tapi surga tak jua menoleh
Sia-sia saja aku lelah menggapai
Tak kupahami takdir ini
Lebih serakah dari yang terkira
Merampas tiada bersisa
Hingga noda sisa-sisa keangkuhan.
Kepasrahan terlihat seperti jalan
Tapi sesungguhnya hanya jebakan
Mengapa Tuhan begitu mencobai
Sedang jiwa dicipta begitu rapuh
Jika surga tak jua memihak
Lantas, kemana harus mengadu?
Terseot-seot kaki merangkak
Adakah akan berakhir disini??

Menunggu di sudut hati

Author: Kang Awan /

Disudut malam aku berdiri
Menangis seperti rintik hujan dini hari
Tak juga kutemukan arti
Pun kau juga tak pernah mau mengerti.

Siapa dia yang berdiri dipintu hati,
Hingga ketulusanku tiada lagi berarti?
Aku terluka disudut dihati,
Tidakkah kau lihat itu kekasih hati?

Kesetianmu sungguh sudah mati,
Akankah dia bangkit kembali?
Akankan mengerti setiap detik aku masih menanti?
Karena sempurna cintaku tak mungkin mati.

Tak ingin lagi aku pergi,
Disini saja aku menanti.
Berharap suatu saat nanti,
Kau 'kan kembali datang kesudut hati.

Reasons Why I Love You

Author: Kang Awan /

The way you smile
The way you look at me
The way you touch
Is how I want it to be.
That's just part of the reasons
Why I love you so sincerely.

The way you kiss me tenderly
The tears of joy I behold
The loving arms you put around me
Go deeply through my soul.
These are half of the reasons
Why I love you, if truth be told.

The laughter that I hear
In your sweet gentle voice
The eyes that sparkle
They give me no choice
These are more of the reasons
Why I love you, I'm all yours.

Through all the seasons
The care that you show
Fills my heart with gladness
And makes my loves grow
These are all the reasons
My love, why I love you so

I love you

Author: Kang Awan /

Tell me what you want,
Tell me what you need,
Because I can't read minds,
I just simply can see;
I can see you, your eyes, but not the way to your heart
I wish you could see me, and the way that I feel
The way I smiled
The way I look at you
The way I touched you
But even if you could it wouldn't matter
Tell me what your heart says, not your mind
Stop with the logic, it doesn't make sense
I remember long ago you loved me
I think you still do, so stop
Stop denying your heart, let me in
Stop trying to push me away
I Love you

Dia pergi saat rasa cinta datang

Author: Kang Awan /

ketika hati ini tak mampuh lagi tuk mencintai
kau datang tuk sandarkan cinta mu di hatiku
ketika hati ini tak mungkin lagi tuk mencintai
kau hadir tuk membangkit kan rasa cinta itu

ku coba tuk menetepis perasaan ku untuk mu
karna ku tau ku tak pantas untuk dirinya
ku coba tuk menahan rasa pedih hati ku
karna ku tau ku tak mungkin bersamanya

katika rasa ini mulai menyiksa ku
kau tak ada lagi di sisiku
ketika rasa cinta ini meracuni ku
kau pergi meninggalkan ku

sunggu ku tak mengerti
sunggu ku tak percaya
kini dirinya telah pergi
dan takan mungkin kembali lagi

Kamu

Author: Kang Awan /

kamu selalu di hatiku
dan tetap dihatiku
aku tak akan bisa pindah kelain hati
karena engkau telah memiliki hatiku
kau penjarakan hatiku dalam cintamu
sehingga aku tetap setia hanya padamu
walaupun aku berpaling kepada yang lain
aku tetap akan kembali padamu
karena aku tidak dapat hidup tanpamu
karena engkau telah mencuri hatiku
walaupun aku jauh darimu
percayalah bahwa aku selalu memikirkanmu
kamu selau dalam pikiranku
menjadi inspirasi dalam setiap langkahku
bila malam telah datang
dan engaku merasa kesepian
pergilah engkau keluar dan tataplah langit
bila langit tak berbintang
itu berarti aku membayangkan bola matamu yang hitam
yang selalu menatapku dengan lembut
bila banyak bintang dilangit
berarti aku sedang membayangkan saat2 bahagia
ketika engaku memelukku dengan mesra
bila engaku merasakan desiran angin pada malam hari
rasakanlah..........
karena aku sedang menulis syair2 cintaku
yang kukirim lewat angin
tidurlah sayangku
kasihku selalu menyertaimu

Aku Lelah

Author: Kang Awan /

Melupakanmu bukanlah keinginanku
Hanya saja terlalu lelah sudah jiwa menunggu
Aku mati menahan besarnya rindu
Tapi apa yang kudapat hanyalah rindu yang semakin merindu

Dari tepian waktu kurenggut kembali senyummu
Kupaksakan masuk merasuki rongga-rongga dadaku
Namun setiap kali senyum itu hadir dalam pelukanku
Senyum itu malah reinkarnasi menjadi pembunuh jiwa sesakku

Aku lelah
Kuingin kau kembalikan saja cintaku
Biarkan aku pergi dari mimpi-mimpi yang terlahir beku
Biarkan aku tulis kembali cerita hidupku.

Inginku

Author: Kang Awan /

dalam cahaya kau senyum padaku
membuka rahasia cinta membutakan mata
dalam indah kau tebarkan pesona
asmara menghadiahi jiwa yang tak berdosa..

ku hembuskan nafas untuk hari ini
tuhan memberiku kehidupan
skali lagi

cinta dengan apa adanya
menjadi sempurna
kekasih hati
yang slalu mengerti keadaan diri..
bagian jiwa adalah cinta
dengan mencinta maka kau bahagia...

pintaku satu
sayangi diriku
janjiku satu
menjaga cintamu
dan
hayalku satu
mati dalam pelukmu
kau wanitaku
rindu dalam gelap kamarku

Harapku

Author: Kang Awan /

jika ku berjanji lalu kutepati
maka terlepaslahku dari mimpi burukku
kau janjiku...
melepas smua hawa nafsuku
kau dewi malamku menjaga lelap dari mimpi burukku

lalui jalanmu dengan tanya..???
mengapa kau mencinta...???
gapai cintamu dengan nyata
agar indah dunia dapat kau rasa..!!
tanpa cinta...
kau bukan lah manusia
tanpa dosa..
kau bukanlah seorang hamba

mungkin kau bertanya
mengapa aku mencinta..???
ku jawab dengan mudah
karna kau lah yang terindah
dengan senyummu
kau tawarkan bahagia
dengan tawamu
kau jauhkan derita

Cinta Dan Pelarian

Author: Kang Awan /

cinta dan pelarian
hanyalah benang tipis kenyataan
dalam hidupku
berkeyakinan..
jika kau mencinta
akan lupa dunia...
tak ubah kau hanya lari dalam indahnya asmara..

aku adalah lelaki
aku adalah bosan
dan aku adalah sepi
malam ini tentu adalah perenunganku
bukan cinta yang membangunkan ku
tapi malam dan hujan yang menghiasiku
malam ini tidak ada cinta
malam ini tentang aku dan ego ku
hingga ku terjaga..
menunggu hampa dalam kelam nya dunia

Hitam Dan Putih

Author: Kang Awan /

Lalu engkau berlalu…
Tinggalkan gelap pada batang-batang arang
Semakin gelap semakin hitam
Hingga api kembali memeluk menjarah
Menghisap sisa-sisa kesombongan sejati
Sampai waktu mengakhiri hitungannya lagi
Kemudian tinggal debu-debu putih
Pada dinding-dinding cadas tajam
Yang lalu meleleh dan sirna
Ditelan gelombang kemurkaan.

Maafkan Aku

Author: Kang Awan /

Kupanjatkan doa atas nama rindu
Diatas pusara hening kekasihku
Tertuju bayang pada masa terdahulu
Tak kala cinta adalah lukisan terindah kalbu.
Teriring kata-kata yang terlahir kaku
Dari setetes air mata beku
Tercipta kata-kata maaf sendu
Mengikuti jalan dan rencana Tuhanku.
Ijinkanlah mimpi-mimpi berlalu
Tapi kenangkanlah selamanya cinta itu buatku
Dan pergilah, dan tinggallah di sisi Bapamu
‘Tuk pelihara cintamu tetap abadi untukku.
Walau semua terlalu dalam bagiku,
Tapi aku harus melanjutkan hidupku.
Maafkan aku tiada ikut bersamamu
Tapi percayalah cintaku abadi untukmu.

Saat Cinta Itu Hilang

Author: Kang Awan /

Aku itu cinta yang melimpah
Pada sebuah kerangkeng tua berkarat
Terpenjara dan selalu berteriak bisu
Diantara kegetiran malam-malam.
Tapi aku bukan dongeng
Dari negeri para dewa-dewi
Dimana cinta adalah leluhur
Yang dihormati melebihi harga diri.
Aku tak lebih sebongkah batu kapur
Yang tak sanggup menegakkan kepala
Saat sang fajar menaburkan senyum pagi
Lalu menorehkan teriknya disiang hari
Aku hanya ‘kan terkikis saat hujan badai
Dan mengelupas saat angin menerpa wajah
Bagiku tiada tempat suci lagi
Yang ada hanya kepura-puraan lahir semata.

Kelabu

Author: Kang Awan /

Menarilah wahai jemari kecilku
Diatas gemutih kertas kumalku
Dendangkan nuansa hati kelabu
Yang kian meremukkan tulang dadaku
Biarkan dia mengalir telusuri rongga-rongga jiwa
Hingga tiada lagi api yang ‘kan menyulut amarahku
Sampai kutemukan dahan-dahan nuraniku
Bergelantungan pada ranting-ranting asaku
Lalu ‘kan kubangkitkan tiap-tiap matahariku
‘Tuk bunuh kesombongan tiap-tiap bulanmu
Yang telah tega menodai hari-hariku
Sampai meredam tiap-tiap imajinasiku.

Kenangkan Aku

Author: Kang Awan /

Lalu aku berseru pada awan berlari
Kutitipkan pesan atas nama segala rindu
Bisikkan namaku dalam mimpi sang kekasih
Hingga abadi pada tiap-tiap desah nafas hati
Lalu katakan padanya aku sepenuhnya miliknya,
Jika dia tak menggadaikan cintanya
Hingga waktu kembali menulis ceritanya
Pada lembar-lembar bersatu.

Aku Milikmu

Author: Kang Awan /

Sebening bola kristal bola matamu
Merampas setiap warna dari dalam hatiku
Hingga kemudian kelam tinggal hitam
Yang lalu aku padam jika tak ada dirimu
Keutuhanku kini sepenuhnya dalam genggamanmu
Jika engkau jatuhkan kebatu, niscaya aku pecah
Berhamburan! Kemudian kan sirna oleh musim
Tertanam pasir dan debu jalanan ini
Jika kebencian terlahir dalam benakmu
Walau secercah, itu berarti aku jatuh
Adakah engkau ‘kan menangkapku,
Sebelum benturan menghancurkan hatiku?
Aku adalah sepenuhnya milikmu kini
Dimana kendali terikat ditanganmu
Tapi tolong jangan kau permainkan aku
Karena cintaku suci atas dirimu.

Tanpa Tujuan

Author: Kang Awan /

Hari belum lagi malam…
Tapi! Seribu kebohongan telah kuceritakan,
Kutebar kata-kata penuh bual
Di jalan-jalan yang penuh keangkuhan.
Kuumbar ketiadaan dari kehampaan
Hingga aku kini bukanlah aku lagi,
Tapi diri tanpa tujuan,
Yang berpura-pura bahwa aku masih yang dulu.
Bagi jiwa yang kehilangan tujuan
Kadang kebohongan seperti obat terampuh,
Jika memang adanya demikian,
Akan kurangkai setiap bualan
Sebagai perekat serpihan-serpihan jiwa yang kian berantakan

“Kesetiaanmu” diantara pelukan lelaki?

Author: Kang Awan /

Sungguh ironis sekali,
Cintamu tiada berbentuk sama sekali.
Entah apa yang sedang kamu jalani,
Dengan kepasrahan yang sama sekali tidak berarti.

Sadarkah engkau akan tangan-tangan menggerayangi?
Tiada lain hanyalah nafsu birahi.
Dibiarkan maka akan semakin menjadi,
Tumbuh hingga kau tidak lagi berarti.

Kenapa bukan cinta sejati,
Yang kau pupuk dan benahi.
Coba engkau pikirkan lagi,
Kekasih sejatimu tiada henti mencari.

Jika hasrat tidak juga bisa digapai,
Kenapa tidak coba menunggu sekejap lagi.
Mungkin waktu belum menemukan hari,
Untuk mempertemukan cinta dua hati.

Cinta tidak tumbuh di pori-pori,
Tapi dilubuk paling dalamnya hati.
Cinta bukan permainan jari
Namun sifat yang saling berbagi…..!

Kasih

Author: Kang Awan /

Dunia gelap temaram
Nyanyian jiwa memasung sukma
Sang raja berslimut malam
Nurani terkungkung temaram
Dari belaian hingga buaian
Jiwa kosong terisi sepi
Kabut sukma di atas taman
Ilir perdu tertata rapi
Nafas sang rupawan tak tergantikan
Desir darah tak terhitungkan
Permadani surga hadiah buatnya
Warna-warni dunia diperuntukkannya
Wahai....
Pemilik kasih???
Curahkan rasa, asa dan doa
Tuk penjaga nirwana dunia
Tak terhitung jasanya
Aku,Kamu,Dia,Kita, dan Kami???
Pasti tlah merasakannya,,,
Menikmatinya,merengkuhnya

Keadilan Nirwana duniawi tanpa arti

Author: Kang Awan /

Rasa Cinta mendera dada
Gemuruh sukma bermuram durja
Nyanyian alam terbersit sukma
Denting dawai bersulam sutera

Lazuwardi merah tertutup duka
Ilalang permai bermahkota surga
Sinar Mentari terbias sirna
Sang cakrawala tersenyum murka

Bias hati terpancar seri
Lamunan jiwa merasuk hati
Gejolak nurani tertutup permadani
Tangan kekar terpatri dalam diri

Suara sumbang berbias sunyi
Gelombang kata terjuntai tak berarti
Rasa iba datang silih berganti
Hanya Illahi yang punya semua ini

Jeritan hati bersuara parau
Ketukan Illahi membuat hati galau
Maraba sunyi merenda makna
Keadilan Nirwana duniawi tanpa arti
Suara-suara hati terbungkam sunyi sepi.......???

Pagi

Author: Kang Awan /

kusapa dirimu,
dipagi yang cerah,
berhembus angin,
menerpa embun yang halangi cahya mentari,

kuteriakkan,
SELAMAT PAGI....
lagi...
ingin kuajak dirimu,
habiskan pagi,

menyusuri jalan,
dibatas desa,
ditemani sejuknya udara,
disertai indahnya alam,

padi menguning,
terhampar sejauh mata memandang,
langit biru,
kini nampak kuning,
dgn a...danya mentari,
yang mengintip,
dari balik gunung...
menambah indahnya pagi ini,

dan mari kita lanjutkan,
hingga nanti,
pagi berganti siang...
siang berganti malam. ..
malam berganti pagi...

untk yg kesekian kali,
mari,
kita habiskan pagi..

Takdir

Author: Kang Awan /

awalnya membisu...
berteriak
awalnya diam...
Berontak

serpihan Pertanyaan terbengkalai
penuhi dasar hati...
gumpalan Rasa sesal membusuk
halangi ku menatap...

dipersembunyian ku mengintai,
cahaya benderang,
terlalu...
tak mampu menatap,
kembali ku palingkan,
dikegelapan,
disana...
awal tempatku berdiri,

Takdir...
benarkah?
tapi... kenapa?
percuma ku bergumam,
sejauh kini tersadari,
apa salah dari diri,


bukan kini ku tak mampu menatap,
jalan Benderang mulai berkurang
tertutup kegelapan...
disiang terang?


semacam...
takdir...
benarkah?
namun... kenapa?
baru sekarang Kau pahamkanku
adanya kegelapan?
sesak hati merasa,
kata kata terbata,
pahami ini...

takdir...
sungguh... hanya sesal...
hanya perih...

kini, bukan saat ku meratap,
berdiri... kembali menatap...
secercah cahaya...
diluar tempatku berawal...

pasti...
kutunjukkan semesta,
bukan takdir...
Tapi Asa...
kembalikan serpihan semangat
kumpulkan tetesan air mata
kuharus bangkit


Berikan TakdirMu...
kuberikan Asaku...
mari lihat, apa akan terjadi...
siapa menang...


aku
atau
takdirMu
Tuhan...

Tunggu

Author: Kang Awan /

sudahkah 'es teh' meracuni pikiranmu?
apakah 'nasi goreng' membuatmu merasa mabuk?

kalau toh tidak,
lalu kenapa?
hari ini,
kau kejar pendirianku,
kau paksaku,
robohkan tiang2 ideologi.ku,

memang mudah kau bertanya,
tapi,
apa sebab?
kau bahkan tak menggubris tanyaku,
kau tetap mengejarku,
aku terkejut...

awal kita berbincang pagi ini...,
selayaknya kita hanya berjalan santai,
tapi entah kenapa, kau paksaku berlari,
dan kemudian kau mengejarku,

'apa ku sayang kau?' itukah yang kau ingin tau? dasar...
bagaimana bisa ku menjawab?
ku pun masih ragu,
apa itu tanya tuk menggodaku,
atau tanya dari lubuk hatimu,

tapi,
esok,
kan kujawab,
setelah ku usaikan permasalahanku,
sendiri...

Bidadariku Menangis

Author: Kang Awan /

seorang bidadari tertunduk menatap tempatnya berpijak,
basah,
rintik hujan yang bermula dari pelupuk mata,
merah,
seperti wajah tersengat mentari sekian lamanya,
aku,
ingin melihatmu,
menangis....


sejauh ku mampu melihat kenangan darimu,
dulu,
bahkan kini,
saat kau menangis, kutak berkesempatan melihatnya,
hanya mereka,
bukan siapa siapa, mengetahuinya,


tapi aku?
tak secuil pun...


bukan ku kejam,
bukan ku jahat,
tapi...


taukah kau...
betapa indahnya air mata mengalir dari matamu....
betapa cantiknya dirimu.. .
saat kau menangis...


kepolosan dan keluguan paras wajahmu.,.
yang tak pernah kau tunjukkan pada dunia, bahkan aku,
bukan senyum dan tawa yang selalu terlekat diwajahmu setiap bertemu,
bukan keseriusan yang kau tampakkan setiap waktu,


karena,
ku tau, itu semua bukan berasal dari hatimu, semua tawa, canda, itu palsu, hanya topeng,
kau,
kau anggap itu lebih bermakna?
ku tak peduli.,..


dari tangismu lah,
bisa ku tau,
apa yang sejatinya hatimu rasa,
dari air matamulah,
bisa ku tau,
apa yang sejatinya kau pikirkan.


karena,
aku menyayangimu,
dari hati mu berbicara,
bukan wajahmu yang selalu mempesona.. ..

Waktu Dan Kamu

Author: Kang Awan /

Jika hatimu mengijinkan sang waktu
Kuingin bersemayam jauh di sana
Diantara relung hatimu yang paling suci
‘Tuk coba menabur benih-benih rasa.

Jika hatimu mengijinkan sang waktu
Biarlah rasa itu tumbuh dan subur di sana
Hingga kemudian ia berbunga lalu berbuah
Seiring rasa dan waktu yang menaik.

Jika hatimu mengijinkan sang waktu
Kuingin sendiri saja berdiri disana
Menari dan bermimpi tentang hari-hari
Serta menabur warna bagi tiap-tiap bunga

Jika hatimu mengijinkan sang waktu
Biarlah penaku tuliskan berkas-berkas rasa
Yang kini tumbuh karena sorot bola matamu
Dan indahnya senyum dibibir merahmu.

Jika hatimu mengijinkan sang waktu
Kuingin ini bukan hanya mimpi terlalu berharap
Yang lalu sirna ketika waktu berpaling sejenak
Tapi biarkanlah aku menjadi kekasihmu
Itu jika hatimu mengijinkan sang waktu

Sendiri

Author: Kang Awan /

Perhatikan wajah kusut di sudut ruang ini
Ada kelam disana, juga harap yang begitu besar.
Selalu begitu jika jendela-jendela mulai redup
Dan malam terseret-seret oleh siang menyengat.

Kadang dia tertawa lepas; terlihat!
Tapi sepertinya ada getir disana; didalam!
Masih disanakah jiwanya, ditubuhnya?
Atau ketempat dimana mimpi-mimpi dilahirkan?

Ah!! Untuk apa semua keluh kesah ini,
Jika semua jawab terkunci dibibir; selalu!
Lagian, bukankah wajah kusut itu,
Adalah milikmu sendiri,
tawamu sendiri dan getirmu sendiri??

Sepi Bukan Untuk Aku

Author: Kang Awan /

Tidakkah kau tau aku terlalu sunyi?
Sungguh, perasaan ini terlalu menyiksa
Selalu bertemankan sepi dan angin malam,
Berjauhan denganmu sepanjang waktu.
Tidakkah kau tau teriak bisuku memanggilmu?
Sungguh, kesepian ini melahirkan pilu yang semakin pilu
Betapa aku merindukan bayangan wajahmu
Betapa telingaku mengharapkan tawa lembutmu
Walau itu hanya sekejap
Walau itu hanya cukup mengobati laraku.
Saat terbenamnya sang surya
Hingga fajar kembali terbit
Lenaku tak puas, mimpi indahku tak datang
Resah dan gelisah membalut sukma
Aku tak dapat tidur seperti mereka,
Yang menari dalam kedamaian mimpi.
Sepi itu indah, tapi bukan untukku
Karena sunyi senyap ini telah berkali-kali membunuhku.

Dimana

Author: Kang Awan /

Senja meratap lembayung
Setiap kali aku menanti malam sepi
Setiap bayangan terasa memelas
Selalu aku hanya bisa melamun
Ketika diantara nuansa hening
Tertulis garis-garis terputus
Mengelupas setiap angan-angan dingin
Melebur terali-terali pengalang kalbu.
Pernah aku menulis batu
Mengukir tiap sudut dengan jemari
Berharap ‘kan kudapati suara
Dari antara kata-kata terdiam
Selalu aku hanya bisa melamun
Mencari bayang dikegelapan kelam
Menulis kata kata membisu
Diantara kata-kata kelabu terdahulu.

Selamat Tinggal (Prosa dari namaku)

Author: Kang Awan /

Tanpa cinta darimupun aku masih kuat berdiri
Oleh karena itu jangan merasa dirimu adalah segalanya
Garis kehidupanku berkata, kau bukan gadisku
Aku ditakdirkan jadi milik orang yang lebih cantik darimu
Ratuku setia walaupun kelak aku dipanggil Tuhanku
Andai kau tau aku senang dengan kepergianmu
Jadi jangan katakan kepada teman-temanmu
Aku cinta berat kepadamu

Yang utama bagiku saat ini adalah masa depanku
Untukmu aku sudah tak punya waktu
Namamu sudah kuhapus dari buku harianku.

Kupersembahkan hidupku bagi ratu dan istanaku
Indah kenangan bersamamu sudah ku cls dari memoriku
Fotomupun sudah kubuang bersama sampah kacangku
Lagi pula apa yang bisa kuharapkan darimu
Indah tubuh belaka tiadalah terlalu berarti bagiku
Nanti juga akan memudar pada masa tuamu.

Segala detikku kini adalah bungkusan hadiahku
Isinya adalah istana kecilku
Tuk kupersembahkan kelak bagi ratuku
Inilah tujuan utama hidupku
Oleh karena itu kuucapkan “Selamat Tinggal Masa Laluku”


Siapakah namaku??
Hahahaha..!

Sepi

Author: Kang Awan /

Senja meratap lembayung melayang
Mengiringi setiap gema dentang
Untuk kesekian kali mencari bayang
Diantara indahnya kenangan terkenang
Setiap bayang terasa menang
Kala sepi bertubi menyerang
Setiap suara terasa mengekang
Kala berang mulai mengambang
Aku hanya bisa berusaha tenang
Mencoba mengekang setiap berang
Aku terus mencoba menghapus bayang
Dan melerai sukma agar bisa senang.

Untukmu Saudaraku

Author: Kang Awan /

Sesaat kuragu menulis ini
Apakah aku atau kau yang salah
Kau bilang ini perjuangan
Perjuangan apa ?

Di siang terik engkau berdemo meminta BBM turun
Kulihat ayahku menenteng tabung yang masih kosong
Kupandang sayu ibuku mengantri seliter minyak
Apa yang kau perjuangkan sobat
Lalu orang-orang mengemasi sisa puing yang kau hancurkan
Memungut serpihan-serpihan kaca yang kau pecahkan
Menjumput potongan-potongan balok kayu yang entah dari mana

Jujur ....
Aku ragu tentang niatmu
Aku ragu kebulatan tekadmu
Aku ragu semangat yang kau pertahankan di bawah pagar besi yang kau dobrak

Hari ini tawuran
Besok demo
Lusa entah apa lagi
Kapan kau belajar .....

Kutahu niat jujur yang kau bawa
Namun apa yang ada di baliknya kutak tahu
Tapi terlalu banyak yang kau korbankan sobat
Hingga tak sebanding dengan yang kau dapat
Pikirkan dengan otakmu

Di senja hujan masih mengguyur
Saat banjir menghajar bumi ini
Masih sibuk kau tawuran
Lalu demo yang tak kunjung henti
Lalu ....

Apa yang bisa kubanggakan dari perjuanganmu itu
Tak ada senyum yang kulihat saat kupandang orang-orang yang melihatmu
Hanya cibiran dan bahasa-bahasa sinis yang kudapati

Kadang aku bangga padamu
Tapi saat ini
Entahlah ....
Kurasa aku kecewa padamu
Aku .....

Dengar, Lihat, Rasakan dan Pahami

Author: Kang Awan /

Dengarlah ,
Dalam setiap nafasku ada kusebut namamu
Hentikan setiap debaran yang tak menentu
Terjebak oleh masa lalu

Lihatlah,
Dalam setiap karyaku tergores wajahmu
Dalam goresan hitam putih samar
Tertulis dalam lembaran aneka warna
Meninggalkan jejak dari kisah yang tertinggal
Sisakan puzzle-puzzle tak lengkap yang terlalu sulit untuk digabungkan

Rasakanlah,
Dalam aliran darahku mengalir hasrat untukmu
Berharap suatu saat akan kembali bertemu
Tanpa tahu apa yang akan terjadi
Dalam sesalku yang ternyata adalah keindahan
Tentang perpisahan terakhir yang sudah terlupa

Pertemuan ini bukan kesia-siaan
Meski tak ada yang perlu diharapkan
Tlah tertinggal di masa lalu
Biarlah berjalan sesuai kuasa Tuhan

Mungkin ini hanya nostalgia
Mengenang petualangan-petualangan liar masa lampau
Yang terlalu sulit untuk dilupakan

Penindasan

Author: Kang Awan /

penindasan baru bagi penindasan lama
yang ditindas tetap sama, RAKYAT!
rakyat yang harusnya sejahtera
rakyat tidak makan ideologi dan agama
rakyat itu sederhana,
tapi tentu bukan seperti
ayam atau kambing yang kau pelihara

dinegeri ini penindasan tumbuh subur
seperti ilalang di tanah padang
ia tumbuh dari benih-benih ketamakan
besar oleh buaian ayat-ayat agama dan ideologi
atas nama tuhan dan kebenaran
penindasan dipraktekan dan dibenarkan

Rencana Tanpa Arah

Author: Kang Awan /

Bersama angan terwujud seroja,
Terbesit melambai dari keterasingan
Walau tanpa ku sentuh ...
kuncup merekah di antara hitam dan putih
Menebar wangi seiring musim berganti

Sejenak ku tinggalkan jasad ini
Coba lukiskan sebentuk jiwa di atas kealpaan itu
Jarak,ruang,waktu tiada bermakna
bayang lembayung seakan nyata kian dekat dihati

Namun seroja hanyalah mimpi indah dikala aku terjaga
Seraya tersenyum dalam imaji tak bertepi
Sanubari kembali meratap sepi
Dikala sadar lamunan pergi

Saat malam membelai kelopak mataku
Ku gapai renjana tanpa arah
Untuk apa, mengapa,dan bagaimana...
Ataukah hanya sesaat kemudian berlalu
Setelah pagi mengusir tidurku

Tiada mengapa sua tak berpaut
Selama jua rasa bertaut
Diatas suka cita membalut
Menati masa yang mungkin tak kan hadir
Ataupun tiada pasti

Rasa terjalin lewat kata mengurai makna
Harapan bukan keinginan
Kinginan hanyalah hasrat
Hasrat tanpa asa adalah hampa

Kangen

Author: Kang Awan /

Kangen....

Ku hirup udara pagi ini dengan indah
tanpa rasa gundah ku pacu langkah

Pagi ini ku mulai melangkah
meraut harapan yang mulai merekah

Tapi...
ada satu jiwa yg ingin kusapa
ingin sekedar mendengar dia bicara dengan ceria

Hmm betapa rindunya hati ini
membayangkan merona wajahnya
yang tak kubiarkan lepas dari sanubari

19.00

Author: Kang Awan /

jam tujuh malam
hujan usai sudah
pasir basah

angin menjauh
kau pun menjauh
bahkan ketika rinai air matamu
jatuh di bahu kiriku

jam tujuh malam
kau tak pernah percaya
aku akan pergi
pada jam tujuh malam

garis pantai menjangkau langit
perahu berlayar sampai bintang
aku dan tebing ini seperti kekasih lama
yang merayakan pertemuan

pasir basah
hujan usai sudah
pada jam tujuh malam

Sebuah Pesan

Author: Kang Awan /

Masihkah kau simpan selimutku?
Yang kubentangkan kedalammu
Saat kau menggigil.

Ku buat selimut itu
Dari helaian senja yang kurajut
Dan ku sulam saling berpaut.

Adalah bagaimana engkau
menjaganya, merawatnya.
Jangan biarkan ia ternoda,
terkotori kemunafikan dunia.

Terima Kasih

Author: Kang Awan /

karena kesendirian...
ku meratap,
dgn kesendirian...
kumerana,
dalam kesendirian...
ku menangis,

namun,
seolah smua kembali,
kebahagiaan,
ketenangan,
dan kebersamaan...

mungkin ku memang bodoh,
bodoh,
tak mampu sadari hadirmu,
bodoh,
tak mampu kulihat senyummu,

setelah kini kutau,
benar,
kau adalah segala,
benar,
kau memang dia,
tuk mampu... hapuskan luka,
tuk bisa buatku tertawa,

berharap sebuah kesempatan,
ku ungkapkan terimakasih,
atas apa yang kau beri,
dan atas smua yang terjadi.

Malam

Author: Kang Awan /

sepi malam
merasuk
menusuk,

sanubari
sendiri
sepi,

kehidupan berbisik,
tertatih mengejar terjatuh,
bersatu smua duka,
berhambur semua suka,
tertinggallah derita,

hai...kau...
merenung menepi jauh diujung sana...
apa sedang kau pikir....
kemana hendak berlari....
smua dipercumakan keadaan...

kemarilah datang duduk menemani,
diriku...,
kesendirianku,
kepedihanku,
hanya Tuhan mengetahui
apa kelak kan terjadi,

semisal jalan keluar terpampang sembari kita bercakap,
terserah saja,
itu hakNYA,
yang terutarakan kini,
jalan keluar, ya, jalan keluar,
solusi,

otak dua lebih bermakna dari satu,
kejernihan fikir,
itu kita perlu,
ini awal percakapan malam sepi,

mungkin kita bisa,
hah...
bukan...
kita harus...

Inilah Aku

Author: Kang Awan /

jiwaku lelah,
ragaku letih,
menahan amarah,
disaat kau tertatih,
tertatih karenaku,
ku terdiam,
diam dalam kata,

maav,
jika kau menanti terlalu dalam,
kau menunggu terlalu jauh,
kau mengharap terlaku lama,

inilah aku,
dengan segala keterbatasanku,
dengan semua kelemahanku,
yang mencoba cintaimu,

I Need You

Author: Kang Awan /

I'VE BEEN WALKING THE STREETS AT NIGHT

JUST TRYING TO GET IT RIGHT

ITS HARD TO SEE WITH SO MANY AROUND

YOU KNOW I DON'T LIKE BEING STUCK IN THE CROWD

AND THE STREETS DON'T CHANGE

BUT MAYBE THE NAMES

I AIN'T GOT TIME FOR THE GAME CAUSE I NEED YOU

CAUSE I NEED YOU

I NEED YOU

ALL THIS TIME

Meski Samar Tapi Tetap Jelas

Author: Kang Awan /

Malam ini
sayup-sayup terdengar lagi
tawa manjamu ditelingaku
meski samar tapi jelas tegas

Sedang kangenkah kamu padaku ?
Sedang kangenkah aku padamu ?
Atau memang kita berdua yang sedang saling kangen ?

Entahlah....
Kebiruanku masih tetap jelas dan tegas
: yaitu kangenku atasmu, sayank...!

Dari Pagi

Author: Kang Awan /

dari pagi ....
belum beranjak aku dari kursiku ..
kecuali untuk kencing di belakang atau buat rehat sejenak ...
terpaku aku di depan layar monitor ...

memperhatikan ...
sepotong dialog yang tersaji di hadapan ...

dari pagi ....
belum beranjak aku dari kursiku ..
kecuali untuk kencing di belakang atau buat rehat sejenak ...
terpaku aku di depan layar monitor ...

dialog itu tersa panas menusuk ...
namun kadang terasa mencerahkan ...

terasa sekali ...
betapa tolol dan bodohnya diri ..

namun masih ada senyum semburat muncul ..
walau mesti tolol dan bodoh ..

aku masih lebih beruntung ...

dari pagi ....
belum beranjak aku dari kursiku ..
kecuali untuk kencing di belakang atau buat rehat sejenak ...
terpaku aku di depan layar monitor ...

sore hari menjelang ...
sudah saatnya ..
aku kembali pulang ..

Haruskah Lelah

Author: Kang Awan /

haruskah lelah ku rasa ...
ketika ku langkah kaki ..

haruskah lelah ku rasa ..
ketika ku geliatkan tubuhku ..

haruskah lelah ku rasa ..
ketika ku gerakkan seluruhnya ..

sungguh ..
masih seperti gelap ...
padahal terang ..

seperti terang ...
padahal gelap ..

tapi
malu aku ..
kalau harus bilang lelah ..
malu aku ..
kalau harus bilang capek ..
malu aku ..
kalau harus menyerah sekarang ..

karena Dikau Paduka Ku ..
ternyata masih sayang padaku ..

Sampai Nanti

Author: Kang Awan /

lembut pelukmu ku ingin ...
cium hangatmu ku ingin ...
keringat nafsumu ku mau ...

sampai kapan bisa ...
sampai kapan sanggup ...

akankah keabadian memberi ..
atau hanya memori yang bisa kuingat ...

kata tak berarti buatmu tapi sungguh bermakna buatku ..
maka biarkan ia ku simpan ..

sampai nanti ...

Ingat

Author: Kang Awan /

bagaikan magma ..
ia ingin mengalir ...
bagaikan angin ...
ia ingin berhembus ...
meninggalkan ...
berpisah dengan wadahnya ...
kesanggupan ..
yang tak kunjung terwujud ..

ingat..
ingatlah ...
bahwa kewarasan masih lebih baik ...
ketimbang kegilaan tak berarti ..

putar kau putar ...
akal logika ...
haruslah ada ...
keselesaian ...

Maafkan Aku

Author: Kang Awan /

i lost my faith i think ...

bukannya aku mau menjadi munafik
bukannya pula aku menjadi fasik
tapi sepertinya ...

i lost my faith i think ....

maafkan aku
jika terlalu jelas dan nyalang ...

maka bantu aku ...
jikalau tidak ...
biarlah hamba ...
mencari sendiri ...

Sungguh

Author: Kang Awan /

setan ...
bagus ada kamu ....
jadi bisa menjadi kambing hitam ....
walau mungkin kamu tidak hitam ..

sumpah serapah kebun binatang ...
terluntar dari bibir dan hati ...
mengumpat ketidak berdayaan ..
mencaci ketiadaan
omongan kotor tentang kemarahan ...

dan setan ...
sembari aku mengumpat dengan nama mu ..
tanpa sadar aku jadi muridmu ...

padahal ..
tak maksud itu hati dan niatku ..

padamkan aku ..
sirami aku ..
sejukkan aku ..

jangan lempar aku
dalam panas membara dan membakar ..

sungguh ...

Untuk Sebuah Kebohongan

Author: Kang Awan /

Terengkuh engkau dalam nafsu dan kepasrahan
Dalam ketakutan yang tak beralasan
Saat matahari menyinari belahan bumi lain


Menikmati ketelanjanganmu
Saat jiwamu tak di sini bersama ragamu
Saat cahayamu redup dalam kesepian yang tak berbatas
Berlari dari bayang-bayang realita yang sebenarnya berlari di sampingmu


Menyatukan kepedihan dan kenikmatan pada satu momen
Di wajah yang tersenyum dalam sebuah tangisan
Mencari hasrat sejati manusia
Menutupi bagian-bagian rapuh jiwa
Saat kelemahan menjadi kekuatan terdahsyat

Tersembunyi engkau dalam symbol kenajisan
Tempat tak wajar yang wajar
Membiarkanmu menari dalam kepolosan dan kenaifan
Lalu biarkanmu kembali ke dunia nyata dalam menit

Maafkan aku anakmu Emak

Author: Kang Awan /

Tanpa engkau
Sedikitpun tiada artinya aku
Bagiku kau api
Yang berikan hangat begitu kuat
Pada beku nadi

Tiada dua
Engkau hadirkan cinta tak berahir
Tak kan pernah mampu
Kulukis putihmu lewat lagu
Maafkanlah aku

Bagai bening mata air
Memancar tak henti
Mungkin masihlah teramat kurang

Bagai sinar matahari
Yang tak kenal bosan
Berikan terangnya pada kita
Kaulah segalanya

Hanya ini
Yang sanggup kutulis untukmu bunda
Jangan tertawakan
Simpan dalam hatimu yang sejuk
Rimbun akan doa

Kau berikan semuanya
Yang bisa kau beri
Tanpa setitikpun harap balas

Kau kisahkan segalanya
Tanpa ada duka
Walaupun air matamu tumpah
Tenggelamkan dunia

Bagai sinar matahari
Yang tak kenal bosan
Berikan terangnya pada jiwa

Kau berikan semuanya
Yang bisa kau beri
Tanpa setitikpun harap balas
Agungnya engkau

Bagai luas laut biru
Batinmu untukku
Selalu ada tempat tuk resahku

Bagai bening mata air
Memancar tak henti
Sirami jiwaku waktu kecewa
Datang menggoda

Jogjakarta

Author: Kang Awan /

Aku jalan sendiri
Dijalan yang sering aku lewati dulu
Aku masih melihat
Wajah wajah yang aku kenal dahulu

Aku bangun kembali
Setelah tidur yang panjang
tanpa pernah kusadari
Ingin menyanyi
Untuk apa saja yang pernah terjadi dikota ini

Dikota ini
Kupanggil Jogjakarta

Malam semakin sunyi
Jalan semakin sepi
Malam semakin dingin
Oh dikota ini masih ada jejakku

Special thx utk Mawar Merah ku