rindu telah dikemas menjadi kado istimewa
dengan pita hitam merah muda,
menunggu dikirim lewat angin malam
dengan prangko kilat khusus.
sedang cinta hanya berwujud sepi
yang teronggok begitu saja
dalam sebuah ruang bernama pulang
lampu merah telah berganti hijau,
pertanda rute harus kembali ditempuh
meski perbekalan sudah habis
sebelum gubuk peristirahatan ditemukan,
maka merangkaklah aku di sepanjang peradaban.
menyeret kaki keraguan dengan paksa,
sebab cemas akan menikam dari belakang jika tetap diam
dan engkau,
dipuncak kesendirianmu masih mencintai luka sendiri.
menghitung seribu kekalahan dengan aritmatika yang terbata
Sebuah catatan akhir perjalanan
Author: Kang Awan /
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment