"bagaimana TOBAT sekedar mencuci tangan"

Author: Kang Awan /

kisah masa LaLu
sebagai pencipta beban
yang membodohi moraL
dengan Lambang keangkuhan

peLopor berbagai dosa
dengan pemaLsuan tawa
ditiap ruang persinggahan
yang membangkitkan minat
untuk berbuat hina.

dengan besarnya beban
satu persatu berkiLah
bahwa itu dusta
yang dikira-kira
karena tak mungkin
hasiL tingkah mereka
ikut menyuburkan bibit angkara.

bibit itu muncuL
tepat didepan mata
ketika anak pertama
teLah LuLus mengumpat
LaLu berLari kencang
menuju ayah berpijak
untuk meLampiaskan dendam
yang tersimpan Lama.

bekas pukuLan membiru
LungLai masih tersungkur
mengucap beribu maaf
untuk membius suasana.

kita mengenaL tobat
ketika api membakar
begitu banyak nyawa.

pendekatan diri seketika
untuk kembaLi bermoraL
dan bertingkah wajar
sebagai anak manusia
itu menumbuhkan ego
yang menutup mata.

begitu banyak kisah
yang mereka Lupakan
untuk menembus kebuntuan
sehingga meLaLaikan warisan
berupa ajaran beban
yang dicontohkan kemarin
oLeh dirinya sendiri
dan beberapa kawanan.

satu orang bertobat
memuncuLkan seribu setan
ungkap suatu pepatah
daLam tuLisan kata
"mati satu tumbuh seribu"

jika kesadaran sikap
hanya berLaku tunggaL
tanpa memperduLikan Luka
yang pernah tertoreh
disetiap sudut tempat
dan dianggap berLaLu
tetapi tumbuh subur
untuk meLanjutkan karma

dimanakah tobat itu ?
apa hanya aLat
untuk mencuci tangan
ditengan peLebaran Luka
yang giat mencari korban

0 komentar:

Post a Comment