leburan jejak yang teramat bias
menjadi serat-serat panjang dari ujung mata itu.
sejenak, ada sejuta kehampaan
menerobos masuk tanpa mengetuk pintu
dalam hati dan raga yang membuta.
dan semenanjung peradaban
mengukur kedalaman jiwa dari balik dinding,
berupa nyanyian pilu
dan denting piano bernada sumbang.
ahh,
biarkan saja, mereka berada pada tempatnya
dan bumi ini masih teramat luas untuk dijelajah.
juga matamu, yang bermandikan air mata
bukanlah bukti dari arti segala
juga wajahmu, yang tak lepas menghilang
adalah jejak rapuh yang akan tergilas katulistiwa...
D I A M
Author: Kang Awan /
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment