Ada gumam yang menggema dalam dada,
tatkala kekasih yang tunggall
jatuh dalam dekapan nafas memburu
Aku terkejut,
saat mendapati ribuan puisi merah hati
berserak tak terpetakan di antara jantung dan paru
Adakah kekasih yang tunggal,
belum sempat menghimpunnya menjadi satu alinea cinta?
Ada khawatir yang mengetuk-ngeruk jendela batinku
ketika puisi tak pernah selesai aku susun.
Karena jarum yang menyulam jiwa terbelit rindu kekasih
Jeratlah aku,
ikat dengan benang merah jambu
tambatkan pada kelingkingmu
kurung aku dengan kalbumu
bunuh dan kuburkan aku
jadikan jantung sebagai nisan, dan paru sebagai kembang
semayamkan dalam benak yang terdalam
Kekasih, rahasiakan tragedi ini.......
Tragedi Sebuah Puisi
Author: Kang Awan /
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment