Letih ini menghimpitku
antara segempal atau sehasta
tak beraturan terurai mengacak nadi
bibir membiru aku keracunan
letih... teramat letih
Mengapa tak mendebat?
Mengapa cuma diam?
Mengapa cuma hening saat dirimu dipaksa?
Takutkah?
Teramat lama...
Letih yang terus berdenyut dari awal kehidupan
Setelah mati ribuan kali dan hidup ribuan
Letih itu tetap tersimpan di tempat yang sama
Tuhan,
kapan kau hancurkan dunia ini?
Hingga letih pun hancur
bersama dunia yang terhapus.
Sebongkah Letih
Author: Kang Awan /
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment