Malam menjemput hari-hari lelahku
Tertawa sendiri, menitikkan air mata haru
Aku duduk melepas sesak penat di hati
Merebahkan badan berharap seberkas energi
Akankah hidup kita indah pada akhirnya?
Bahagiakah kamu hidup bersama-sama?
Kecewa yang kau dapat, penyesalan yang tertuai
Dan kita masih berpelukan erat enggan berpisah
Saat-saat kurindu pagi menggengam erat jemari mungil
Sebentuk bibir penuh rayu dan madu penawar racun dunia
Aku masih milikmu, sebentuk belahan jiwa milikmu
Aku tetap bahagia karena masih ada kata kita
Dan kita
Author: Kang Awan /
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment