asbak telah jadi batu, sayang
tapi rokokku masih mengepul juga
asapnya memenuhi koridor paruparu
tempat dimana nafas bertukar nyawa
aku di sini, masih juga percaya
bahwa kebahagiaan hanya ada dalam secangkir kopi
juga rokok yang kuhisap dalam diam
wajahmu menyembul tibatiba
dalam secangkir arabika robusta
bibirku memburumu dengan ciuman tak usaiusai
sampai sesuatu menyadarkanku,
ini hanya cangkir panas, bukan wajahmu
bukan wajahmu.
wajahmu dalam secangkir kopi
Author: Kang Awan /
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment